Aksi Nyata Pendidikan Guru Penggerak Modul 1.1
Hafalan Surat
Pendek Juz 30 dan Reviu Buku sebagai Penerapan Prinsip Pendidikan Ki Hajar
Dewantara untuk menciptkan Profil Pelajar Pancasila yang Beriman, Bertaqwa
Kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia.
A. Latar
Belakang
Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang saling
berkaitan satu sama lain. Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut
ilmu. Pengajaran bisa dilakukan oleh dosen, guru, ustadz yang mengajar atau
menyampaikan ilmu kepada murid yang belajar. Hasilnya murid menjadi pandai, dan
berilmu pengetahuan. Sedangkan pendidikan adalah proses mendidik yang
melibatkan penerapan nilai-nilai. Seiring dengan pendapat Ki Hajar Dewantara
yang menyebutkan bahwa Pendidikan merupakan tuntutan bagi seluruh kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Sedangkan pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi
ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan bathin.
Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah
perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia
yaitu kodrat alam dan kodrat zaman/masyarakat.
Dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara terhimpun dalam 5 dasar
yang dapat dijadikan untuk pedoman kita dalam mendidik dan mengajar diantaranya
adalah:
1.
Menuntun
Menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Pendidik disini
bertugas untuk menuntun tumbuh peserta
didik untuk berkembang sesuai dengan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh
dirinya masing-masing. Pendidik disini hanya menuntun tumbuhnya saja sehingga
kekuatan kodrat yang dimiliki anak menadi hidup.
2.
Petani
Petani dalam hal ini adalah pendidik
diibaratkan sebagai seorang petani. Dimana petani memandang peserta didik
sebagai bibit yang akan disemai kemudian petani tesebut menuntun hidup dan
berembangnya bibit tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara dan memberi
pupuk dan membasmi hama yang akan mengganggu peserta didik. Peserta didik
merupakan media untuk menumbuhkan nilai. Seorang guru diibaratkan sebagai
petani kehidupan atapun tukang kebun kehidupan atau pun juru taman, dimana
tugasnya adalah menubuhkan anak sesuai kodratnya yang dipupuk dengan Tutwuri
Handayani.
3.
Budi Pekerti
Budi pekerti merupakan perpaduan
harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga
menimbulkan tenaga atau semangat. Budi merupakan cipta, rasa, dan karya peserta
didik. Pekerti merupakan tenaga sehingga terjadi keselarasan hidup. Dalam
kehidupan sehar-hari contohnya adalah Gamelan, dimana gamelan terdiri dari
beberapa ala-alat music yang betsatu sehingga menciptakan sebuah irama yang
akan membuat hati dan diri kita bersemangat.
4.
Bermain
Dasar pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara harus berdasarkan bermain, dimana bermain merupakan kodrat anak,
bermain dilingkungan yang aman dan nyaman dalam keluarga dan kelas sehingga
akan menciptakan kemerdekaan belajar. Pikiran (cipta), perasaan (rasa), kemauan
(karsa), dan tenaga (budi pekerti) sudah ada dalam diri anak tinggal guru yang
mengarahkan keterlibatan semuanya sehingga dalam bermain siswa masih mampu
untuk belajar. Aktivitas bermain merupakan bagian dari dinamika belajar yang
terpadu yang ada pada diri peserta didik.
5.
Pendidikan yang berhamba pada anak.
Pendidikan yang berpihak pada anak
adalah pendidikan yang memerdekakan anak, yang disesuaikan dengan keunikan
masing-masing anak dan tidak meyamaratakan potensi anak. Pendidikan yang
berhamba pada anak disesuaikan dengan tumbuh kembangnya anak sehingga tumbuh
menjadi insan dengan budi pekerti untuk berkontibusi pada masyarakat.
Sekolah
mengharapkan segala sesuatunya terlaksana sesempurna mungkin sehingga akan
menciptakan sekolah yang diidam-idamkan. Namun pada kenyataannya, untuk
mencapai Profil Pelajar Pacasila sangat dibutuhkan kerjasama antara seluruh
pihak baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan
masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan sekolah yang pertama dan utama dalam
pembentukan karaker siswa. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan sekolah yang baik akan mampu menciptakan siswa yang berkarakter baik
pula. Penanaman karakter bukan hanya peran dari seorang guru saja, tapi tidak
bisa lepas dari peran serta orangtua dan masyarakat sekitar.
Kelas 6 A di SDN 2
Kota Kulon merupakan siswa yang
heterogen, datang dari berbagai unsur masyarakat, ada petani, pedagang, PNS,
tentara, sopir, dan lain sebagainya sehingga latar belakang kemampuan mereka
dalam menghafal surat pendek pun beragam. Kemampuan dasar dalam membaca sudah
ada pada mereka, namun untuk belajar membaca pemahaman, kemampuan mereka
terbatas. Oleh karena itulah maka saya menerapkan menghafal surat pendek dan
membuat reviu dari buku dalam kegiatan aksi nyata ini.
B. Deskripsi
Aksi Nyata ( deskripsi nyata berikut alasan mengapa melakukan aksi tsb)
Kegiatan
menghafal surat pendek merupakan kegiatan menghafal juz 30 yang seluruhnya ada
37 surat, namun pada program ini tingkat keberhasilan siswa dinyatakan mampu
menghafal 25 surat saja dikarenakan durasi waktu yang diberikan. Tahapan
pelaksanaannya adalah :
·
Pemberian informasi kepada siswa tentang program
yang akan dilaksanakan.
·
Pemberian informasi kepada orangtua siswa
tentang program yang akan dilaksanakan.
·
Penjelasan tentang pelaksanaan program kepada
siswa.
·
Pelaksanaan program dimana siswa bertugas untuk
menghafal surat pendek yang ada dalam juz 30. Mereka setor hafalan bisa tiap
hari atau ketika mereka siap. Surat yang dihafalkan boleh tidak berurut sesuai
kehendak siswa, banyak hafalan yang disetor pun bagaimana kemampuan siswa yang
tepenting adalah mereka mampu mencapai target, hal ini dimaksudkan agar memberikan kebebasan dalam menghafal.
Setoran hafalan dilakukan dengan cara mereka memvideo hafalan kemudian
diirimkan lewat WhatsApp guru.
·
Pengumpulan video setoran hafalan dari siswa.
·
Perekapan video setoran hafalan.
Demikian merupakan tahapan dalam menghafal surat
pendek .
Kegiatan yang kedua adalah membaca dan membuat reviu
dari buku yang dibaca. Dalam kegiatan ini targetnya adalah siswa mampu
menyelesaikan membaca 4 buah buku dan membuat reviu dari masing-masing buku dengan
2 teknik, yaitu teknik Ishikawa Fisbone dan teknik AIH. Adapun tahapan dari
pelaksanaan program ini adalah:
·
Perencanaan program
·
Persiapan buku yang dipinjam dari perpustakan.
·
Pemberian informasi kepada siswa tentang program
yang akan dilaksanakan.
·
Pemberian informasi kepada orangtua siswa
tentang program yang akan dilaksanakan.
·
Penjelasan tentang pelaksanaan program kepada
siswa. Disini siswa diberi penjelasan tentang teknik pembuatan reviu melalui
Ishikawa Fishbone dan teknik AIH. Hal ini dilakukan ketika jadwal guru keliling.
·
Pembagian buku kepada masing-masing kelompok.
Tiap siswa harus menyelesaikan 4 buah buku untuk dibaca dan direviu, hal ini
dilakukan dengan cara siswa saling menukar buku yang ingin mereka baca dengan
teman yang masih dalam kelompokny. Demikian seterusnya sampai mereka mampu
memenuhi target.
·
Pelaksanaan program, dimana siswa diberikan
waktu satu minggu untuk membaca dan mereviunya, namun jika mereka bisa
menyelesaikan lebih cepat, mereka bisa langsung menukar bukunya dengan yang
lain yang sama-sama sudah membaca dan mereviuya. Hasil reviu yang mereka buat kemudian
disetorkan kepada guru.
·
Penilaian ketepatan reviu oleh guru, untuk reviu
yang pertama semuanya ditampung, yang benar ataupun yang salah. Untuk reviu
yang kedua, dan selanjutnya, maka reviu
harus diperbaiki.
·
Perekapan hasil kerja siswa.
C. Hasil
Aksi Nyata
Siswa Kelas 6A
SDN 2 Kota Kulon sebanyak 45 orang, diantara mereka ada 5 orang yang tidak
memiliki handphone namun mereka tetap mengirimkan video nya melalui temannya.
Adapun hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan kedua program tersebut adalah:
1.
Hafalan surat pendek
Dari 45 orang siswa kelas 6, yang
mampu menuntaskan program sebanyak 84,44%. Hal ini berarti ada 38 orang yang
mampu menghafal surat-surat pendek sebanyak 28 surat atau pun lebih, dan
sisanya adalah sebanyak 7 orang siswa hanya mampu menghafal 60% sampai dengan
65% dari seluruhnya. Diambil 28 surat
adalah 75%
dari keseluruhan surat pendek yang
ada pada juz 30 sebagai tolak ukur keberhasilan. Dalam rancangan dijelaskan
tolak ukur keberhasilan jika siswa mampu menghafal 25 surat, namun dirasakan
kurang karena belum mencakup tiga perempat bagian dari keseluruhan.
Berikut merupakan rekapitulasi
penuntasan hafalan siswa
No |
Nama |
Banyak Hafalan |
No |
Nama |
Banyak Hafalan |
1 |
Abu |
28 |
24 |
Vivani |
30 |
2 |
Aluna |
28 |
25 |
Abiel |
32 |
3 |
Aufa |
31 |
26 |
Aira A |
28 |
4 |
Auladzina |
34 |
27 |
Aira N |
24 |
5 |
Ayunda |
31 |
28 |
Cheisa |
37 |
6 |
Diva A |
28 |
29 |
Dinar |
28 |
7 |
Fardan |
30 |
30 |
Diva D |
28 |
8 |
Galank |
28 |
31 |
Fahrul |
30 |
9 |
Jovita |
28 |
32 |
Fathir |
22 |
10 |
Juli |
28 |
33 |
Gilbran |
24 |
11 |
M Valen |
22 |
34 |
Kahfi |
37 |
12 |
Maurelia |
28 |
35 |
Keisha |
32 |
13 |
M Azmal |
37 |
36 |
Muh Fairus |
28 |
14 |
M Akbar |
35 |
37 |
Nasyitha |
28 |
15 |
M Arya |
23 |
38 |
Putri |
28 |
16 |
M Nabil |
30 |
39 |
Rafka |
28 |
17 |
M Agiel |
28 |
40 |
Rangga |
28 |
18 |
Nabila |
28 |
41 |
Rezky |
24 |
19 |
Rasyad |
28 |
42 |
Sakti |
37 |
20 |
Rizky |
28 |
43 |
Siti |
28 |
21 |
Saepul |
24 |
44 |
Viana |
37 |
22 |
Siska |
28 |
45 |
Zalfa |
28 |
23 |
Tia |
30 |
|
|
|
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 38
orang siswa yang sudah menyelesaikan hafalannya yaitu siswa yang berwarna
putih, dan ada 7 orang siswa yang masih belum mampu menyelesaikan hafalannya
dan diberi warna merah.
2.
Reviu buku dengan teknik Ishikawa Fishbone dan
AIH
Dalam membuat reviu sebuah buku,
siswa diharuskan membuat 2 teknik reviu, yaitu teknik Ishikawa Fishbone dan
teknik AIH. Tolak ukur keberhasilan dalam mereviu buku adalah jika ketuntasan
dalam mereviu sebesar 75% dari seluruh siswa. Dan ketuntasan perorangnya adalah
jika setiap siswa mampu membuat 4 reviu dari masing-masing teknik.
Berikut disajikan rekapitulasi reviu
siswa.
Dari tabel diatas jelas bahwa seluruh siswa mampu
membuat reviu Ishikawa Fishbone dan paragrap AIH dengan tepat.
D. Pembelajaran
yang didapat (dari pelaksanaan, kegagalan maupun keberhasilan)
Dalam melaksanakan program, terutama dalam hafalan, semangat
siswa memang harus selalu digali agar mereka tetap menyeorkan hafalan sesuai
target yang telah ditetapkan. Bukan hal mudah membujuk siswa agar konsisten
dalam menghafal. Banyak sekali kendala yang dihadapi. Contohnya adalah pada
minggu pertama dan kedua siswa setiap hari mengirimkan hafalnya, namun pada
minggu ketiga siswa yang setor hafalan mulai berkurang, hal ini mungkin karena
mereka menyetor hafalan surat yang mudah terlebih dahulu, kemudian selanjutnya
kepada yang sedang dan terakhir hafalan surat yang panjang sehingga butuh waktu
untuk menghafalnya. Disini peran guru sangat penting untuk membangkitkan
semangat siswa maka setiap hari yang sudah menyetorkan hafan di list dalam
absen kemudian diberi bintang sebanyak setorannya, hal kecil bagi kita, namun
besar bagi mereka. Hal demikian cukup mendongkrak keinginan siswa untuk
menyetorkan hafalannya. Andai pun ada siswa yang masih tidak setor, maka
dilakukan pendekatan personal, membimbingnya, memberi penjelasan
manfaatnya, dan mengajaknya untuk terus
aktif hingga sampai pada target. Alhamdulillah dengan cara seperti itu, siswa
banyak yang terdorong untuk menyetorkan hafalannya. Kemudian pada minggu
terakhir banyak siswa yang menyetorkan hafalan hingga mencapai target yang
telah ditentukan.
Pencapaian target 75% ternyata melebihi perkiraan, ada 5
orang siswa yang mampu setor hafalan sebanyak 37 surat. Hal ini tidak lepas
dari peran serta dari orangtua beserta guru ngaji. Orangtua selalu mewajibkan
putra-putri mereka untuk selalu sekolah agama ataupun mengaji, sehingga bagi mereka
yang suka sekolah agama ataupun mengaji, bukan suatu hal yang sulit untuk
menghafal surat pedek yang ada di juz 30.
Dalam membuat Reviu ternyata siswa memiliki kreatifitas yang
tinggi, hal ini terlihat dari pembuatan reviu Ishikawa Fishbone menggunakan
modifikasi, dalam AIH pun sama sehingga produk yang dihasilkan lebih bagus dari
yang diperkirakan. Pada awalnya dalam mereviu buku pertama masih ada siswa yang
mengisi bagian Fishbone hanya dengan kata tanya “ADiKSiMBa” saja, membuat
reviunya asal-asalan, namun setelah diberi penjelasan lagi, akhirnya siswa
mulai mengeluarkan kreatifitasnya.
Dalam pelaksanaan program ini kolaborasi dengan orangtua
adalah sebuah hal yang sangat diperlukan. Belajar pada masa pandemic
membutuhkan bimbingan, arahan, bantuan dari orangtua. Orangtua harus selalu
mendampingi siswa dalam mengerjakan segala pembelajaran sehingga pembelajaran
akan lebih optimal. Begitu pula dalam program menghafal surat pendek dan
mereviu buku, kolaborasi dengan orangtua sangat diperlukan, orangtua membantu
putra-putrinya dalam meghafal surat, membantu menghias reviu yang akan disetor,
membantu menulis reviu agar lebih rapi.
E. Rencana
Perbaikan
Menghafal surat
pendek memang dibutuhkan konsistensi. Oleh
karena itu untuk target jangka panjang yaitu seluruh siswa kelas 6A
mampu menghafal 37 surat, maka menghafal surat pendek ini akan dijadikan
pembiasaan, dibacakan setiap hari dalam literasi kelas. Rencana lebih jauh lagi
semoga pembiasaan yang akan dilakukan dapat menginspirasi kelas yang lain,
sehingga seluruh siswa di SDN 2 Kota Kulon menjadi gerenasi yang beriman,
bertaqwa, dan memiliki budi pekerti luhur.
Dimasa yang akan datang setelah seluruh siswa terbiasa, maka bisa
diadakan lomba dalam membaca surat pendek, kemudian pemenangnya diumumkan
ketika pelaksanaan upacara bendera, supaya menjadi kebanggaan tersendiri bagi
yang menang, dan mampu memotivasi yang lain agar lebih baik lagi.
F. Dokumentasi
( proses dan hasil pelaksanaan berupa foto-foto,
Berikut
ini merupakan contoh kumpulan hafalan surat pendek siswa.
Link : https://youtu.be/IBKnfk0ghKU
Berikut ini
merupakan proses yang dijalankan siswa
|
Proses membaca buku cerita yang
diperoleh dari pinjaman perpustakaan sekolah yang sudah diverifikasi oleh
guru. Guru membawa buku cerita untuk dipilih
oleh siswa, setelah selesai maka siswa bisa menukarnya dengan buku lain yang
ia sukai atau menggunakan buku sendiri jika punya. |
|
Proses pembuatan reviu dengan teknik
Ishikawa Fishbone dan teknik paragraf AIH yang dibuat oleh Cheisa dan M.
Akbar. |
Gambar diatas merupakan gambar hasil
reviu siswa. Dua gambar pertama merupakan hasil reviu yang berbentuk paragraf
AIH, sedangkan tiga gambar selanjutnya merupakan hasi reviu berbentuk
Ishikawa Fishbone. |
Berikut
merupakan kumpulan hasil reviu siswa
kelas 6A SDN 2 Kota Kulon
Link : https://youtu.be/zuB6dhiyas4
Berikut merupakan
testimony dari program yang telah dilaksanakan.
Link : https://youtu.be/GYmauu76QbA
Komentar
Posting Komentar